Saat bekerja di perusahaan, terutama dalam bidang produksi, Anda tentu tak asing dengan tugas-tugas supply chain management atau SCM. Supply chain management ini biasa juga disebut dengan manajemen rantai pasokan.
Umumnya aktivitas ini sering dikaitkan dengan praktik logistik. Keduanya memang saling berkesinambungan, namun memiliki ruang lingkup dan fokus yang sedikit berbeda.
Selengkapnya berikut ini penjelasan lebih luas mengenai pengertian dan tugas supply chain management.
Pengertian Supply Chain Management
Dilansir dari laman Oracle NetSuite, Supply Chain Management (SCM) merupakan kegiatan yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi dan mengirimkannya kepada pelanggan. Fokus SCM juga adalah meningkatkan proses rantai pasokan yang dapat memberikan manfaat bagi pelanggan dan mitra bisnis.
Untuk dapat mengoptimalkan dan terus meningkatkan SCM, perusahaan perlu memiliki visibilitas yang mencakup seluruh rantai pasokannya. Dengan visibilitas ini, perusahaan dapat melacak pergerakan barang dan jasa di setiap tahap rantai pasokan, sehingga memudahkan dalam memantau apakah semuanya berjalan sesuai rencana.
Hal ini juga memberikan lebih banyak waktu bagi para pengambil keputusan untuk merespons gangguan atau hambatan lainnya. Sedangkan menurut IBM, manajemen rantai pasokan merupakan penanganan seluruh aliran produksi suatu barang atau jasa, mulai dari komponen mentah hingga pengiriman produk akhir ke konsumen.
Perusahaan menciptakan jaringan pemasok (“tautan” dalam rantai) yang memindahkan produk dari pemasok bahan mentah ke organisasi yang berhubungan langsung dengan pengguna.
Tujuan akhir SCM adalah untuk menemukan proses yang memastikan aliran barang yang lancar dan efisien yang memberi pelanggan pengalaman terbaik dan mendorong bisnis ke depan.
Tanpa SCM, rantai yang akan berjalan begitu saja tanpa pertimbangan nantinya justru akan merugikan perusahaan. SCM akan melibatkan pengawasan jaringan sub-pemasok yang luas (seperti penyedia bahan baku), pemasok, produsen, mitra logistik, distributor grosir, pengecer, dan pengguna akhir.
Hubungan antara berbagai pemangku kepentingan dalam rantai pasokan bervariasi. Mereka bisa bersifat vertikal, seperti antara pemasok suku cadang dan bahan, produsen dan pengecer, atau bersifat horizontal, di mana perusahaan bergabung dengan atau mengakuisisi bisnis serupa yang beroperasi pada tahap rantai pasokan yang sama.
Terdapat beberapa tugas supply chain management, berikut ini uraiannya.
Perencanaan Rantai Pasokan
Membuat rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk memenuhi permintaan pelanggan. Ini melibatkan peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan persediaan, dan perencanaan produksi.
Pengadaan
Mencakup identifikasi dan seleksi pemasok, negosiasi kontrak, pengadaan bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk produksi, serta memastikan kualitas dan ketersediaan yang memadai.
Manajemen Persediaan
Mengelola persediaan bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi agar dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan cara yang efisien. Ini termasuk pemantauan persediaan, pengendalian stok, pengelolaan siklus hidup produk, dan manajemen risiko persediaan.
Produksi dan Manufaktur
Merencanakan dan mengelola proses produksi untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, dalam jumlah yang sesuai, dan dalam waktu yang tepat. Ini melibatkan perencanaan kapasitas produksi, manajemen alur kerja, pengendalian kualitas, dan peningkatan efisiensi operasional.
Pengemasan dan Penyimpanan
Memilih dan merancang kemasan yang tepat untuk melindungi produk selama transportasi dan penyimpanan. Mengelola fasilitas pergudangan, termasuk penyimpanan, pengemasan, penanganan, dan pengiriman produk.
Transportasi dan Distribusi: Memilih metode transportasi yang optimal, mengatur pengiriman produk dari pemasok ke pelanggan, serta mengelola jaringan distribusi untuk memastikan pengiriman yang tepat waktu dan efisien.
Manajemen Rantai Pasokan
Membangun kolaborasi dan kemitraan dengan pemasok, mitra bisnis, dan pelanggan dalam rantai pasokan. Mengelola pertukaran informasi, komunikasi, dan koordinasi untuk memastikan aliran barang, informasi, dan jasa yang lancar di seluruh rantai pasokan.
Pengukuran dan Peningkatan Kinerja
Mengukur kinerja rantai pasokan, termasuk indikator kunci seperti biaya, kualitas, waktu, dan pelayanan pelanggan. Menganalisis data, mengidentifikasi kesempatan perbaikan, dan menerapkan strategi untuk meningkatkan efisiensi dan keunggulan kompetitif.
Manajemen Risiko: Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait dengan rantai pasokan, seperti gangguan pasokan, perubahan harga, perubahan regulasi, atau bencana alam. Mengembangkan strategi pengurangan risiko dan rencana pemulihan.
Cara Kerja Supply Chain Management
Terdapat lima komponen dari supply chain yang dikelola, antara lain:
Perencanaan dan Pengelolaan Sumber Daya
Pada tahap ini, perusahaan akan merencanakan dan mengelola semua sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan akan produk atau layanan perusahaan.
Sumber
Perusahaan akan memilih pemasok untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk membuat produk. Selanjutnya, menetapkan proses untuk memantau dan mengelola hubungan dengan pemasok. Beberapa proses utamanya meliputi pemesanan, penerimaan, pengelolaan inventaris, dan otorisasi pembayaran pemasok.
Manufaktur
SCM akan mengatur kegiatan yang diperlukan untuk menerima bahan baku, memproduksi, menguji kualitas, mengemas, dan menjadwalkan pengiriman.
Pengiriman dan Logistik
Supply chain management akan mengoordinasikan pesanan pelanggan, menjadwalkan pengiriman, faktur pelanggan, dan menerima pembayaran.
Retur
SCM juga memantau efektivitas dan efisiensi produksi. Salah satunya dalam memproses produk yang dikembalikan karena rusak, berlebih, barang tidak sesuai, dan lainnya.
Manajemen rantai pasokan menargetkan kinerja operasional yang lebih tinggi yang akan memberikan bisnis keunggulan kompetitif. SCM memiliki manfaat utama dalam efisiensi produksi dan meningkatkan profit.
Informasi lebih lanjut bagi Anda ingin mengembangkan bersama kami, silahkan hubungi kami di bawah ini.